Popular Posts

Wednesday, April 27, 2011

jgn simpan note anda.. sebarkan


Tujuan Pendidikan dan Perubahan Sosial
Dalam dunia pendidikan dikenal adanya stratifikasi tujuan, mulai dari yang bersifat abstrak, ideal dan umum, sampai kepada yang konkrit, praktis dan khusus. Istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan stratifikasi tujuan pendidikan berdasarkan ruang lingkupnya adalah: aim, goal dan objective. Aim memiliki pengertian yang lebih luas, umum, dan menggambarkan target ideal yang hendak dicapai. Sedangkan goal adalah penjabaran dari aim dalam bentuk yang lebih terperinci dan merupakan tujuan instrumental untuk mencapai target ideal. Dan objective adalah penjelasan lebih lanjut dari goal ke dalam bentuk yang lebih spesifik dan kongkrit, objective merupakan tujuan instrumental untuk mencapai goal.[14]
 
Sebagaimana diketahui, bahawa tujuan hidup dalam ajaran Islam adalah pengabdian kepada Allah swt. yang diaplikasi dalam tugas kekhalifahan di bumi ini. Oleh kerana itu, pendidikan Islam haruslah diorientasikan kepada tujuan hidup tersebut. Etinya, pendidikan hendaknya mampu menolong individu dalam menggali segala potensi dirinya sehingga ia dapat memenuhi tugas kekhalifahannya secara optimal. Maka tujuan umum pendidikan Islam dapat dirumuskan, sebagaimana dalam rekomendasi Konfrensi Pendidikan Muslim I di Mekah tahun 1977, yaitu :
Pendidikan harus bertujuan mencapai pertumbuhan pendidikan manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, diri manusia yang rasional, perasaan, dan indera. Kerana itu pendidikan harus mencapai pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya: spritual, intelektual, imaginasi, fizk, ilmiah, bahasa, baik secara individual maupun secara kolektif, dan mendorong semua aspek ini ke arah kebaikan dan mencapai kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan muslim terletak dalam perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia.[15]
Rumusan tujuan umum tersebut masih perlu dijabarkan ke dalam tujuan yang lebih rasional. ertinya, tujuan “antara” atau tujuan instrumental untuk sampai kepada tujuan umum (tujuan intrinsik). Hal ini dimaksudkan agar target yang ingin dicapai dapat diprogramkan secara sistematik, terencana, dan dapat dievaluasi. Tujuan instrumental harus selalu diinterpretasi menurut perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memperhatikan kondisi sosio-kultural dan geografi masyarakat, serta karakteristik dan pendidikan anak didik.[16] Di sinilah letak hubungan erat pendidikan dengan realiti sosial masyarakat. Melepaskan pendidikan dari realiti sosial akan membuat pendidikan itu sendiri kehilangan maknanya dalam membantu individu mengemban amanat kekhalifahan, karena kekhalifahan sangat terkait dengan konteks. Bagaimana mungkin melahirkan individu yang dapat memakmurkan bumi (tugas khalifah) bila pendidikan tersosialisasi dari realiti sosial.
Oleh kerana itu, pendidikan Islam haruslah bersifat terbuka sebagaimana halnya dengan konsep Islam itu sendiri. M.M. Sharif menegaskan bahawa Islam adalah agama yang terbuka, ia bukanlah sistem tertutup tapi merupakan aturan religion-kultural yang progressif dan dapat berasimilasi dengan hal-hal yang dianggap terbaik (menurut standar d Islam) dari budaya lain, sebagaimana telah ditunjukkan dalam sejarah.[17]

b. Individu dan Masyarakat dalam Tujuan Pendidikan
Persoalan selanjutnya yang terkait dengan tujuan pendidikan adalah individu dan masyarakat, apakah pendidikan berorientasi pada pengembangan individu, ataukah kepada kebutuhan masyarakat.
Dalam ajaran Islam, persoalan individu dan masyarakat dipandang sebagai satu kesatuan. Menurut Mahmoud Mohamed Toha, Islam memandang individu sebagai target utama. Individual dalam Islam merupakan keutamaan dari segala aktiviti sekaligus sebagai dasar bertanggung jawab. Alquran sendiri, lanjut Toha, telah menegaskan bahawa setiap individu akan bertanggungjawab atas perbuatannya sendiri, dan setiap individu akan dihadirkan dihadapan Tuhan, juga dengan sendiri-sendiri.[18] Oleh kerana itu, individu memiliki kebebasan bertindak, berfikir dan berkreasi. Konstitusi sosial yang dibentuk bukan untuk membatasi kebebasan itu, tapi justeru sebagai sarana dalam menjamin kebebasan. Keseimbangan (equilibrium) antara individu dalam masyarakat, bersumber dari konsep tauhid yang mana syariah Islam terbagi kepada dua level: level sosial dan level individual. Syariah dalam level sosial dikenal dengan muamalah sedangkan pada level individual dikenal dengan ibadah, keduanya merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi. Ibadah seseorang tak bernilai apa-apa jika tidak direfleksikan dalam hubungan sosial. Dengan kata lain, ibadah individu adalah ibarat sekolah tempat individu membekali diri secara teori, dan masyarakat adalah tempat untuk mempraktikkannya.[19]
Dengan demikian, individual dalam pandangan Islam berbeza dengan individual dalam pandangan materialis, perbezaannya terletak pada “nilai ibadah”. Menolong orang lain, bekerja sama, memelihara ketertiban masyarakat, dan aktiviti sosial lainnya, dalam pandangan Islam adalah keperluan setiap individu kerana hal itu memberi nilai tambahan bagi kualiti dirinya (taqwa) dihadapan Tuhan. Sedangkan bagi kalangan materialis istilah “kerja sama” lebih dekat pada pengertian “sekadar toleransi”, ertinya individu tidak saling mengganggu, tapi juga tak ada dorongan untuk menolong orang lain bila hal itu tidak memberi manfaat (secara lahiriah) pada diri sendiri. Di samping itu, konflik antar aindividu dalam masyarakat yang berasaskan konsep Islam, lebih mudah diatasi kerana adanya kesamaan pandangan tentang nilai baik dan buruk.[20]

Berdasarkan konsep individualitik Islam tersebut, maka pendidikan pada hakikatnya bertujuan memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat sekaligus. Kerana setiap individu dididik berdasarkan nilai-nilai dan cara pandang yang sama, mereka bebas mengembangkan potensinya masing-masing, tapi keragaman potensi itu mengarah kepada tujuan yang sama, yakni memakmurkan bumi (orientasi sosial) sebagai perwujudan pengabdian kepada Sang Pencipta, atau ibadah (orientasi individual).

2 comments:

  1. tu dia... panjang... tengok first2x dah tau notes... so, malas nak bacer... boleh tak? ahahaha...

    ReplyDelete
  2. hahaha.... bley jer...tgk jer pun xper

    ReplyDelete